Mari mempelajari Ilmu Perbandingan Agama, ini manfaatnya :
Prof. Fr. A. Mukti Ali dalam bukunya Ilmu Perbandingan Agama : Sebuah pembahasan tentang Metodos dan Sistema secara panjang lebar mengemukakan guna dan faedah Ilmu Perbandingan Agama bagi seorang Muslim adalah sebagai berikut :
Untuk memahami kehidupan batin, alam pikiran dan kecenderungan hati pelbagai ummat manusia.
Untuk mencari dan menemukan segi-segi persamaan dan perbedaan antara agama Islam dengan agama-agama bukan Islam. Hal ini sangat bergna untu perbandingan, untuk membuktikan , dimanakah segi-segi dari agama Islam yang melebihi agama-agama lain. Berbuna juga untuk menunjukkan bahwa agama-agama lain yang datang sebelum Islam itu adalah sebagai pengantar terhadap kebenaran yang lebih luas dan lebih penting dari agama Islam.
Untuk menumbuhkan rasa simpati terhadap orang-orang yang belum mendapat petunjuk tentang kebenaran, serta menimbulkan rasa tanggung jawab untuk menyiarkan kebenaran-kebenaran yang terkandung dalam agama Islam kepada masyarakat ramai.
Memang harus diakui bahwa Ilmu Perbandingan Agama Islam bisa menjadi bahaya yang besar bagi agama Islam, apabila salah mempergunakannya, tetapi sebaliknya akan merupakan bantuan yang besar sekali bagi perkembangan agama Islam apabila betul mempergunakannya. Apabila hasil mempelajari Perbandingan Agama itu sebagaimana kemungkinan pertama maka para apologis Muslim harus mendapatkan cara-cara yang baru lagi untuk mempertahankan Islam. Tetapi apabila hasilnya itu sebagaimana kemungkinan kedua, maka sikap ofensip Islam akan menjadi lebih kuat daripada masa-masa yang sudah lewat.
Ilmu pengetahuan ini bukan hanya berguna bagi para muballig akan tetapi juga bagi para ahli agama Islam, karena pikiran yang ditajamkan dengan perantaraan mempeljari pelbagai agama dengan cara membandingkan, akan mudah memahami isi dari pada agama Islam itu sendiri, dan memang isi dan pertumbuhan agama Islam itu akan lebih mendalam dipahami apabila orang berusaha juga untuk memahami isi dan pertumbuhan agama-agama lain, maka tidak jarang bahwa hal itu akan menyingkapkan cahaya yang terang kepada elemen-elemen yang vital daripada agama Islam, memperdalam keyakinan kita tentang kebenaran-kebenaran yang terkandung dalam agama Islam dan memperingatkan kembali ratna mutu manikan milai-nilai Islam yang selama ini kadang-kadang dilupakan atau kurang mendapat perhatian.
Dengan kemajuan teknik yang dialami dalam abad ke-20 ini, dan belum pernah dialami dalam abad-abad yang lalu, maka dunia ini seolah-olah menjadi lebih kecil dan hubungan antara manusia lebih dekat. Dengan lebih dekatnya hubungan antar manusia atau antar kelompok manusia, maka pertemuan antar ide, alam pikiran, juga agama, antara seorang dengan seorang lainnyaa akan lebih mudah terjadi. Hal ini tentu tidak dapat begiut saja dibiarkan, tetapi harus dihadapi dan dipecahkan dengan sewajarnya dan dalam hal ini Ilmu Perbandingan Agama adalah salah satu alat yang paling baik.
Juga dalam hubungannya dengan agama lain maka orang Islam belajar untuk mempergunakan terminologi-terminologi dan istilah-istilah agama yang lebih sederhana dan tidak membingungkan, dan akan sadar bahwa ajaran-ajaran agama Islam yang sebenarnya sanga mudah dan sederhana itu, kadang-kadang diselimuti oleh istilah-istilah yang ahli agama Islam.
Keuntungan yang paling besar dalam mempelajari perbagai agama ialah keyakinan tentang final dancukupnya agama Islam itu. Hal ini cukup dijelaskan dalam Al-Qur’an. Universalitas dan finalitas Islam dapat dipahami dari pelbagai segi : Qur’ani, etis, filosofis dan pragmatis. Kita tidak memerlukan interprestasi-interprestasi baru tentang agama Islam itu. Tetapi yang diperlukan ialah kesanggupan menggali ajaran-ajaran Islam yang selama ini terpendam, dituangkan dalam istilah-istilah yang mudah dipahami, berdasarkan keyakinan akan final dan mutlaknya ajaran Islam.
Arnold J. Toynbee dalam bukunya An Historian Approach to Religion (1956), salah satu buku yang paling baik tentang Perbandingan Agama yang dikarang orang dalam waktu seorang ahli agama, menyatakan bahwa tiga agama besar yang bersumber dari sumber yang sama, Yahudi, Kristen dan Islam, mempunyai kecenderungan ke arah eksklucivisme dan tidak toleran. Mereka itu menganggap bahwa agama mereka masing-masing itu benar, sedangkan agama yang lain adalah salah. Pendapat Toynbee itu mungkin betul. Tetapi bagi ahli agama dalam abad modern ini yang menganalisis totalitas dari manifestasinya dalam kehidupan dunia ini, teks dari kitab sucinya, dan seninya menunjukkan kepada kita akan hari depan yang lain. Dengan kerja sama antara pelbagai ilmu pengetahuan sosial medern, maka meotde Ilmu Agama berangsur-angsur menjadi lebih luas dan lebih teratur. Dengan ini maka kita dibawa ke arah pandang yang lebih luas lagi mendalam tentang agama, dibandingngkan dengan waktu-waktu yang sudah-sudah.
Dengan ini sadarlah orang akan kekayaan yang mengagunkan yang terdapat pada tiap-tiap agama, dan dengan ini pula timbul rasa saling menghargai. Lebih penting dari pada itu, disamping kesan-kesan yang dapat dikatakan emosional terhadap lain-lain agama, Ilmu Perbandingan Agama sdar akan kurang baiknya penilaian-penilaian secara plemik terhadap agama-agama lain